Bagi seorang kanak-kanak lelaki, pastinya berkhatan atau bersunat adalah yang paling ditakuti.
Mendengarnya sahaja boleh meremangkan bulu roma kerana pelbagai cerita didengarinya. Itu belum lagi cerita usikan dari keluarga dan rakan-rakan sekeliling mengenai kesakitan yang akan dialami sewaktu bersunat.
Inilah yang terjadi pada seorang kanak-kanak lelaki, 25 tahun yang lalu. Dia telah melarikan diri dari rumahnya selepas diberitahu akan dikhatankan.
Dia yang kini berusia 38 tahun, telah pulang selepas 25 tahun menghilangkan diri dan dianggap sudah meninggal oleh ahli keluarganya kerana langsung tiada berita diperolehi.
[TRENDING] “Dua-dua Princess Umi.” Ramai Puji Cara Isteri Fizo Omar Layan Maryam
[TIP MASAK] Hanya 15 Minit, Daging Liat Dapat Dilembutkan
Difahamkan, lelaki berkenaan menghilangkan diri gara-gara takut untuk berkhatan semasa berusia tujuh tahun. Kepulangannya secara tiba-tiba itu telah mengejutkan ahli keluarganya.
Ini kerana, ahli keluarganya telah mencuba dan berusaha sedaya upaya untuk menjejaki kehilangan lelaki tersebut namun gagal ditemui.
Pun begitu, hasil kerjasama serta bantuan daripada pihak berkuasa dan sekumpulan YouTuber, akhirnya membuahkan hasil apabila ditemui di wilayah Bantul, Jogjakarta.
Kepulangannya tetap disambut gembira oleh ahli keluarga yang berkumpul di hadapan rumah.
@klaten.24jamSeorang pria berusia 38 tahun warga Kec. Polanharjo, Klaten, akhirnya pulang setelah 25 tahun menghilang. Dia mulanya kabur dari rumahnya karena takut disunat. _ Pantauan detik, pria berinisial A ini pulang disambut keluarga dan warga setempat. Isak tangis pecah melihat A yg 25 tahun pergi tanpa kabar itu pulang. Bahkan, ibu A sempat pingsan. _ “Dari asasmen dan cek keluarga, yg bersangkutan itu pergi sejak duduk di kelas 1 SD. Konon karena trauma mau disunat,” ungkap Koordinasi Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Klaten, Joko Prayitno, kepada detik di kantor Desa Sidowayah, Rabu (25/1/2023). _ Joko menerangkan awal mula terlacaknya A berawal dari konten YouTuber yg menangani orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kab. Bantul dan tersebar di warga. Yang bersangkutan ditanya mengaku berasal dari Klaten sehingga TKSK bergerak. _ “TKSK memiliki jejaring baik dengan sesama TKSK maupun lembaga lain atau di daerah lain. Kebetulan ini yg menemukan jejaring YouTuber kita yg menangani ODGJ, kemudian kontak dengan kami,” papar Joko. _ Joko mengatakan TKSK kemudian menghubungi jaringannya di Bantul untuk melakukan kroscek. Kemudian dari TKSK di Klaten melakukan mediasi ke keluarga. _ “Kita mediasi ke keluarga dengan mengecek ciri² khusus difasilitasi kepala desa dan RT RW. Hari ini klir, kita lakukan reunifikasi,” jelas Joko. _ Menurut Joko, selama pergi puluhan tahun keluarga mencoba sudah mencari tetapi tidak ditemukan. Akhirnya Agus ditemukan di Bantul setelah lebih dari dua dekade lamanya. _ “Akhirnya ditemukan. Ditemukan di Kab. Bantul, tepatnya di Pasar Kepek, Sewon, Bantul, Jogja,” imbuh Joko. _ Joko menerangkan yg bersangkutan dalam kondisi sehat. Menurutnya, kondisi kejiwaan tidak 100 persen ODGJ tetapi karena trauma. _ “Kondisi sehat, bukan total pengidap ODGJ tetapi memang menggelandang karena trauma. Selama ini menggelandang identik ODGJ, ini tidak benar,” jelas Joko. _ Di lokasi yang sama, kakak kandung A, menyatakan adiknya pergi sekitar tahun 1998. Kala itu A pergi dari rumah karena takut disunat. _ “Awalnya mau disunat. Saat pergi hanya membawa mainan mobil²an, awalnya malam berani disunat tapi paginya pergi. . Source: detik
[MESTI BACA]
Nak macam-macam info? Sila subscribe channel Telegram KELUARGA dan join keluargagader club